Banggai Kepulauan
Kembali

Danau Bundala Alani
Dibalik keindahan Danau Bundala Alani, terdapat cerita sejarah yang berkembang di masyarakat. Dahulu kala, hiduplah seorang gadis cantik bernama Lemelu. Sejak bayi, ia telah menjadi bagian dari kisah yang sarat makna. Suatu hari, ketika Lemelu masih kecil dan buang air besar, sang Ibu meminta bantuan seorang pemuda bernama Anggabule untuk mengambil daun kayu balande sejumlah tujuh lembar sebagai pembersih dari kotoran anak tersebut karena disana tidak ada air. Sebagai balas jasa, ibunya menjanjikan bahwa jika kelak Lemelu dewasa, ia akan dinikahkan dengan Anggabule. Namun, takdir berkata lain. Saat Lemelu tumbuh menjadi gadis dewasa, ia justr u dilamar oleh putra Raja Balalon. Anggabule yang merasa dikhianati ber usaha menggagalkan pernikahan tersebut, tetapi semua usahanya sia-sia. Di hari pernikahan, Anggabule memainkan peran sebagai seorang penabuh gendang. Ketika acara sedang berlangsung meriah, Anggabule turun rumah untuk mengguncang keranjang ayam berisi hewan laut dan darat. Hal tersebut membuat semua hewan berhamburan sehingga menciptakan kekacauan besar. Di saat waktu hampir tengah malam, Anggabule turun dari rumah dan mencabut rumput (dalam bahasa Banggai, mbembelang). Ajaibnya, dari tanah tersebut memancar air deras yang kemudian menenggelamkan selur uh area pernikahan. Genangan air ini dinamakan Lemelu sesuai nama perempuan yang sudah dijanjikan kepada Anggabule. Kemudian, Anggabule lari ke tempat tinggi sambil mengingat pesan ibunya: 'Larilah ke pegunungan dan jangan menoleh ke belakang.' Namun, saat mendengar suara air dan gonggongan anjing, Anggabule menoleh. Seketika itu juga, ia berubah menjadi pohon pinang hutan (odion), yang pada saat ditebas batangnya akan mengeluarkan getah seperti darah. Sebelum melarikan diri, Anggabule melepaskan kelelawar dari keranjang dan berpesan agar menyampaikan kisah ini kepada keluarga Lemelu. Kelelawar itu terbang jauh dan di setiap tempat ia membuang kotoran. Tempat yang dilintasi kelelawar meliputi Lelau, Tetean, Bubunit, Bundala, Keubilito, dan Ebunga. Kotoran-kotoran kelelawar membentuk menjadi genangan air. Nama-nama genangan air ini merupakan nama-nama orang. Genangan air Bubunit bersatu dengan Bundala kemudian dikenal dengan nama Bundala yang sekarang dijadikan tempat wisata yaitu Danau Bundala Alani. Legenda ini hidup dalam ingatan masyarakat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap budaya dan alam di Banggai Kepulauan.
🎫 Tiket Masuk
Gratis
🏕️ Fasilitas
- 2 Toilet
- Gubuk
- Penginapan
- Gazebo
- Spot Foto
- Tempat Sampah
🕰️ Waktu Kunjungan Terbaik
Musim kemarau (Juni–Agustus)